Jumat, 28 November 2014

catatan kecil seorang adik



Five years dilemma
 Hari itu, hari pertama aku mengenalnya. Saat usiaku masih 12 tahun. Kami bertemu sebagai teman sekelas. Saat itu juga aku suka padanya. Tapi aku tidak yakin bahkan menganggap perasaan suka itu hanya sebatas cinta monyet anak kecil.
Aku berteman baik dengannya. Bahkan kami bersahabat dekat layaknya saudara. Tuhan begitu baik mengantarkan dia padaku. Dia pengertian dan menyayangiku seperti adiknya sendiri.
Tapi disaat itulah aku tersesat. Aku merasakan perasaan yang semula hanya suka, menjadi lebih dalam dan dalam. Aku terlalu takut untuk mengungkapkannya. Karna dia begitu sempurna sedangkan aku bukan siapa-siapa. Aku bingung dan memilih untuk diam. Membiarkan rasa ku mengalir apa adanya.
Berganti tahun, kami terpisah di kelas yang berbeda. Dia tetap sama seperti dulu. Baik dan menyayangiku seperti adiknya sendiri. Saat itu, aku memanfaatkan keadaan untuk mencoba lupa padanya. Tapi itu sulit. Padahal aku tidak mengerti apa yang membuatnya menjadi sulit. Apakah mungkin, karna kita masih sering bertemu?? Entahlah.. Lalu aku kembali membiarkan perasaanku mengalir apa adanya lagi.
Berganti tahun, kami terpisah di sekolah yang berbeda. Aku kembali berusaha melupakan dia. Seharusnya bisa, karna disekolah yang berbeda  kami pasti akan jarang sekali bertemu. Tapi ternyata salah… rasa rindu justru lebih menyiksa dari pada keinginan untuk lupa. Aku sakit sangat sakit. Hingga aku benar-benar sadar. Bahwa aku benar-benar jatuh cinta.
Berganti tahun, aku hampir saja mengatakan padanya tentang rasaku ini. Tapi kali ini aku lebih takut. Bukan karna dia terlalu sempurna, tetapi karna aku takut dia membenciku. Aku takut persahabatan ini menjadi berbeda.
Aku sudah nyaman dengan perasaan menyiksa ini. Tapi aku tak pernah menyangka akan lebih sakit dari ini. Saat dia mengatakan bahwa dia telah memiliki orang yang dia sayang. Hari itu aku hanya bisa menangis. Lalu apa lagi yang bisa kulakukan??? Tidak ada… menangis adaalah hal terbaik saat itu.
Aku orang yang sangat bodoh. Harusnya aku tau dia akan bahagia bersama orang lain. Tapi bodohnya aku masih saja menunggu sebuah keajaiban baahwa suatu saaat dia akan tau perasaan ku dan dia akan menerimaku.
Tahun berganti lagi. Ternyata tak ada yang berubah. Ditahun ini rasaku mulai lelah. Aku bahkan tidak dapat menentukan apa yang harus aku lakukan. Apa aku harus berhenti atau bertahan. Dua hal itu membuat aku selalu bingung, bahkan hidup dalam kebingungan. Aku lelah seperti ini terus, aku capek, aku sakit… doaku setiap malam tak pernah dikabulkan. Dia tak pernah dating untukku.
Aku lelah ….. dan memilih untuk menyerah. Rasa ini terlalu sakit untuk dipertahankan. Dan terlalu dalam untuk dihapus. Mulai hari itu, dihari ulang tahunnya. Doa ku pada tuhan berubah, bukan untuk mengirim dia padaku melainkan menghapus dia dari ingatanku.
Ini adalah pengalaman yang nggak akan terlupakan. Menyukai seseorang tanpa ketahuan 5 tahun lamanya. Mungkin sekarang aku nggak malu lagi kalau orang lain tau. Semoga dia yang kumaksud disini tau dan membaca ini.
Tolong bantu aku… bantu aku untuk lupa. Aku minta maaf karna memilih pergi darimu untuk berhenti menjadi sahabatmu dan memilih menganggap tak pernah mengenalimu. Kamu adalah orang yang pantas disukai banyak orang. anggap saja aku salah satu dari fans mu. Aku tidak akaan menyesal sudah menyimpan rasa ini 5 tahun lamanya. Semoga kamu nggak marah.Tapi aku akan tetap menyayangimu di dasar hatiku yang terdalam tetap akan ada namamu disana. Sebagai seorang kakak yang baik. #i