Five years dilemma
Hari itu, hari pertama aku mengenalnya. Saat usiaku
masih 12 tahun. Kami bertemu sebagai teman sekelas. Saat itu juga aku suka
padanya. Tapi aku tidak yakin bahkan menganggap perasaan suka itu hanya sebatas
cinta monyet anak kecil.
Aku berteman baik dengannya. Bahkan
kami bersahabat dekat layaknya saudara. Tuhan begitu baik mengantarkan dia
padaku. Dia pengertian dan menyayangiku seperti adiknya sendiri.
Tapi disaat itulah aku tersesat. Aku
merasakan perasaan yang semula hanya suka, menjadi lebih dalam dan dalam. Aku terlalu
takut untuk mengungkapkannya. Karna dia begitu sempurna sedangkan aku bukan
siapa-siapa. Aku bingung dan memilih untuk diam. Membiarkan rasa ku mengalir
apa adanya.
Berganti tahun, kami terpisah di
kelas yang berbeda. Dia tetap sama seperti dulu. Baik dan menyayangiku seperti
adiknya sendiri. Saat itu, aku memanfaatkan keadaan untuk mencoba lupa padanya.
Tapi itu sulit. Padahal aku tidak mengerti apa yang membuatnya menjadi sulit. Apakah
mungkin, karna kita masih sering bertemu?? Entahlah.. Lalu aku kembali
membiarkan perasaanku mengalir apa adanya lagi.
Berganti tahun, kami terpisah di
sekolah yang berbeda. Aku kembali berusaha melupakan dia. Seharusnya bisa,
karna disekolah yang berbeda kami pasti
akan jarang sekali bertemu. Tapi ternyata salah… rasa rindu justru lebih
menyiksa dari pada keinginan untuk lupa. Aku sakit sangat sakit. Hingga aku benar-benar
sadar. Bahwa aku benar-benar jatuh cinta.
Berganti tahun, aku hampir saja
mengatakan padanya tentang rasaku ini. Tapi kali ini aku lebih takut. Bukan karna
dia terlalu sempurna, tetapi karna aku takut dia membenciku. Aku takut persahabatan
ini menjadi berbeda.
Aku sudah nyaman dengan perasaan
menyiksa ini. Tapi aku tak pernah menyangka akan lebih sakit dari ini. Saat dia
mengatakan bahwa dia telah memiliki orang yang dia sayang. Hari itu aku hanya
bisa menangis. Lalu apa lagi yang bisa kulakukan??? Tidak ada… menangis adaalah
hal terbaik saat itu.
Aku orang yang sangat bodoh. Harusnya
aku tau dia akan bahagia bersama orang lain. Tapi bodohnya aku masih saja
menunggu sebuah keajaiban baahwa suatu saaat dia akan tau perasaan ku dan dia
akan menerimaku.
Tahun berganti lagi. Ternyata tak ada
yang berubah. Ditahun ini rasaku mulai lelah. Aku bahkan tidak dapat menentukan
apa yang harus aku lakukan. Apa aku harus berhenti atau bertahan. Dua hal itu
membuat aku selalu bingung, bahkan hidup dalam kebingungan. Aku lelah seperti
ini terus, aku capek, aku sakit… doaku setiap malam tak pernah dikabulkan. Dia tak
pernah dating untukku.
Aku lelah ….. dan memilih untuk
menyerah. Rasa ini terlalu sakit untuk dipertahankan. Dan terlalu dalam untuk
dihapus. Mulai hari itu, dihari ulang tahunnya. Doa ku pada tuhan berubah,
bukan untuk mengirim dia padaku melainkan menghapus dia dari ingatanku.
Ini adalah pengalaman yang nggak
akan terlupakan. Menyukai seseorang tanpa ketahuan 5 tahun lamanya. Mungkin sekarang
aku nggak malu lagi kalau orang lain tau. Semoga dia yang kumaksud disini tau
dan membaca ini.
Tolong bantu aku… bantu aku untuk
lupa. Aku minta maaf karna memilih pergi darimu untuk berhenti menjadi
sahabatmu dan memilih menganggap tak pernah mengenalimu. Kamu adalah orang yang
pantas disukai banyak orang. anggap saja aku salah satu dari fans mu. Aku tidak
akaan menyesal sudah menyimpan rasa ini 5 tahun lamanya. Semoga kamu nggak
marah.Tapi aku akan tetap menyayangimu di dasar hatiku yang terdalam tetap akan
ada namamu disana. Sebagai seorang kakak yang baik. #i